Minggu, 04 Agustus 2013

Profil Kabupaten Bulukumba

1.  Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba
Peresmian Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.
Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.
Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.
2.  Keadaan Geografis
Kabupaten Bulukumba terletak dibagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan dan berjarak 153km dari Makassar (Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 km² atau 1,85 % dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ujungbulu (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Ujungloe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.
Secara geografis Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.
Batas-batas wilayah Kabupaten Bulukumba sebagai berikut :
·         Sebelah Utara             : Kabupaten Sinjai
·         Sebelah Selatan          : Laut Flores
·         Sebelah Timur            : Teluk Bone
·         Sebelah Barat             : Kabupaten Bantaeng 
Peta Kabupaten Bulukumba

Daerah perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara dengan ketinggian 100 sampai dengan diatas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Kabupaten Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C – 27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith – Ferguson (tipe iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembab atau agak basah.
Kabupaten Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober – Maret dan musim rendengan antara April – September. Terdapat 8 buah stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo–bulo dan stasiun Herlang.
Daerah dengan curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah hujannya rendah.
Curah hujan di Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
1.      Curah hujan antara 800 – 1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari.
2.      Curah hujan antara 1000 – 1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian Bontotiro.
3.      Curah hujan antara 1500 – 2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang.
4.      Curah hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang
Sungai di kabupaten Bulukumba ada 32 aliran yang terdiri dari sungai besar dan sungai kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang adalah sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas 23.365 Ha.
Penduduk Kabupaten Bulukumba tahun 2012 berjumlah 398.531 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) Kecamatan. Dari 10 (sepuluh) Kecamatan, Kecamatan Gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 71.741 jiwa. Dilihat dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki–laki yaitu 211.092 jiwa perempuan sedangkan 187.439 jiwa laki-laki. Dengan demikian rasio jenis kelamin (perbandingan laki– laki dengan perempuan) adalah 89, yang berarti dalam setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk laki–laki. Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2011 yaitu 345 orang per km2 yang berarti lebih tinggi 3 orang dibandingkan tahun sebelumnya. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Ujung Bulu yaitu 3.360 orang per km2. Hal ini terjadi karena Kecamatan tersebut merupakan ibu kota Kabupaten Bulukumba.
3.  Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bulukumba bergerak pada beberapa jenis kegiatan seperti pada sektor pertanian, nelayan, perdagangan, dan lain sebagainya. Sebagian besar penduduk bergerak pada sektor pertanian dan nelayan, sedangkan selebihnya berprofesi pada kegiatan perkebunan, perdangangan, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, pertambangan, angkutan, bangunan dan lain sebagainya hal ini disebabkan oleh potensi lahan yang cukup subur dan ditunjang oleh prasarana penunjang seperti jaringan irigasi dan industri pengolahan hasil pertanian lainnya. Sedangkan penduduk lainnya yang tidak bekerja merupakan ibu rumah tangga dan penduduk usia sekolah, dan selebihnya merupakan pencari kerja atau penduduk yang belum memperoleh pekerjaan.
4.  Potensi Unggulan
Kabupaten Bulukumba merupakan daerah di wilayah Selatan sebagai salah satu sentra produksi pangan andalan, yang memberikan kontribusi dalam mempekokoh Sulawesi Selatan sebagai lumbung padi nasional. Tanaman pangan yang sangat potensial yakni tanaman padi dan merupakan bahan pangan utama masyarakat, terdapat pula tanaman bahan pangan lainnya seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang ijo, dan kedelai, yang merupakan tanaman sela atau tanaman antara yang ditanam oleh petani setelah sekali/dua kali panen tanaman padi, khususnya di lokasi lahan persawahan sedangkan pada lokasi lahan non persawahan tanaman tersebut diantaranya merupakan tanaman utama.

1 komentar: