1.
Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba
Peresmian
Bulukumba menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang
Nomor 29 Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi
yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun
1978, tentang Lambang Daerah.
Akhirnya setelah
dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H.
Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi
Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari
1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.
Secara yuridis
formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan
Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4
Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada
tanggal 12 Februari 1960.
2.
Keadaan Geografis
Kabupaten
Bulukumba terletak dibagian selatan dari jazirah Sulawesi Selatan dan berjarak
153km dari Makassar (Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan). Luas wilayah Kabupaten
Bulukumba 1.154,67 km² atau 1,85 % dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Kabupaten
Bulukumba terdiri dari 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ujungbulu (Ibukota
Kabupaten), Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale,
Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Ujungloe, Kecamatan Bontobahari, Kecamatan
Bontotiro, Kecamatan Kajang dan Kecamatan Herlang.
Secara geografis
Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara 5°20” sampai 5°40” Lintang
Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.
Batas-batas
wilayah Kabupaten Bulukumba sebagai berikut :
Peta Kabupaten Bulukumba
Daerah
perbukitan di Kabupaten Bulukumba terbentang mulai dari Barat ke Utara dengan
ketinggian 100 sampai dengan diatas 500 meter dari permukaan laut meliputi bagian
dari Kecamatan Kindang, Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Rilau Ale.
Kabupaten
Bulukumba mempunyai suhu rata-rata berkisar antara 23,82 °C –
27,68 °C. Suhu pada kisaran ini sangat cocok untuk pertanian tanaman
pangan dan tanaman perkebunan. Berdasarkan analisis Smith – Ferguson (tipe
iklim diukur menurut bulan basah dan bulan kering) maka klasifikasi iklim di
Kabupaten Bulukumba termasuk iklim lembab atau agak basah.
Kabupaten
Bulukumba berada di sektor timur, musim gadu antara Oktober
– Maret dan musim rendengan antara April – September. Terdapat 8 buah
stasiun penakar hujan yang tersebar di beberapa
kecamatan, yakni: stasiun Bettu, stasiun Bontonyeleng, stasiun Kajang, stasiun
Batukaropa, stasiun Tanah Kongkong, stasiun Bontobahari, stasiun Bulo–bulo dan
stasiun Herlang.
Daerah dengan
curah hujan tertinggi terdapat pada wilayah barat laut dan timur sedangkan pada
daerah tengah memiliki curah hujan sedang sedangkan pada bagian selatan curah
hujannya rendah.
Curah hujan di
Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:
1. Curah
hujan antara 800 – 1000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Ujungbulu, sebagian
Gantarang, sebagian Ujung Loe dan sebagian besar Bontobahari.
2. Curah
hujan antara 1000 – 1500 mm/tahun, meliputi sebagian Gantarang, sebagian Ujung
Loe dan sebagian Bontotiro.
3. Curah
hujan antara 1500 – 2000 mm/tahun, meliputi Kecamatan Gantarang, sebagian Rilau
Ale, sebagian Ujung Loe, sebagian Kindang, sebagian Bulukumpa, sebagian
Bontotiro, sebagian Herlang dan Kecamatan Kajang.
4. Curah
hujan di atas 2000 mm/tahun meliputi Kecamatan Kindang, Kecamatan Rilau Ale,
Kecamatan Bulukumpa dan Kecamatan Herlang
Sungai di
kabupaten Bulukumba ada 32 aliran yang terdiri dari sungai besar dan sungai
kecil. Sungai-sungai ini mencapai panjang 603,50 km dan yang terpanjang adalah
sungai Sangkala yakni 65,30 km, sedangkan yang terpendek adalah sungai Biroro
yakni 1,50 km. Sungai-sungai ini mampu mengairi lahan sawah seluas 23.365 Ha.
Penduduk Kabupaten
Bulukumba tahun 2012 berjumlah 398.531 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh)
Kecamatan. Dari 10 (sepuluh) Kecamatan, Kecamatan Gantarang yang mempunyai jumlah penduduk terbesar yaitu 71.741 jiwa. Dilihat
dari jenis kelamin, penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki–laki
yaitu 211.092 jiwa perempuan sedangkan 187.439 jiwa laki-laki. Dengan demikian
rasio jenis kelamin (perbandingan laki– laki dengan perempuan) adalah 89, yang
berarti dalam setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk
laki–laki. Kepadatan penduduk Kabupaten Bulukumba pada tahun 2011 yaitu 345
orang per km2 yang berarti lebih tinggi 3 orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Ujung Bulu yaitu 3.360
orang per km2. Hal ini terjadi karena Kecamatan tersebut merupakan ibu kota
Kabupaten Bulukumba.
3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Bulukumba
bergerak pada beberapa jenis kegiatan seperti pada sektor pertanian, nelayan, perdagangan,
dan lain sebagainya. Sebagian besar penduduk bergerak pada
sektor pertanian dan nelayan, sedangkan selebihnya berprofesi pada kegiatan
perkebunan, perdangangan, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, pertambangan,
angkutan, bangunan dan lain sebagainya hal ini disebabkan oleh potensi lahan
yang cukup subur dan ditunjang oleh prasarana penunjang seperti jaringan
irigasi dan industri pengolahan hasil pertanian lainnya. Sedangkan penduduk
lainnya yang tidak bekerja merupakan ibu rumah tangga dan penduduk usia
sekolah, dan selebihnya merupakan pencari kerja atau penduduk yang belum
memperoleh pekerjaan.
4.
Potensi Unggulan
Kabupaten Bulukumba merupakan daerah di wilayah
Selatan sebagai salah satu sentra produksi pangan andalan, yang memberikan
kontribusi dalam mempekokoh Sulawesi Selatan sebagai lumbung padi nasional.
Tanaman pangan yang sangat potensial yakni tanaman padi dan merupakan bahan
pangan utama masyarakat, terdapat pula tanaman bahan pangan lainnya seperti
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang ijo, dan kedelai, yang
merupakan tanaman sela atau tanaman antara yang ditanam oleh petani setelah
sekali/dua kali panen tanaman padi, khususnya di lokasi lahan persawahan
sedangkan pada lokasi lahan non persawahan tanaman tersebut diantaranya
merupakan tanaman utama.